|
Riwayat Singkat
Pencak Silat Cikalong
oleh: O'ong Maryono
Bermula dari nama desa Cikalong Kabupaten Cianjur pencak silat Cikalong
tumbuh dikenal dan menyebar, penduduk tempatan menyebutnya "Maempo
Cikalong". Khususnya di Jawa Barat dan diseluruh Nusantara pada umumnya,
hampir seluruh perguruan pencak silat melengkapi teknik perguruannya dengan
aliran ini.
Daerah Cianjur sudah sejak dahulu terkenal sebagai daerah pengembangan
kebudayaan Sunda seperti; musik kecapi suling Cianjuran, klompen cianjuran,
pakaian moda Cianjuran yang sampai kini dipergunakan dll.
Cikal bakal permainan maempo (maen pohok) ini diajarkan oleh keluarga
bangsawan Cikalong yang bernama Rd.H.Ibrahim dilahirkan di Cikalong 1816
dan wafat 1906 dimakamkan didesa Majalaya Cikalong Cianjur.
Sebelum menunaikan ibadah haji beliau bernama Rd. Djajaperbata yang memiliki
ciri-ciri, bertubuh pendek, berbadan lebar, kekar, tangannya lancip, keningnya
tidak lebar, berwatak keras dan pemberani. Jika berlatih/menghadapi lawan
selalu waspada dan lebih suka menggunakan teknik bertahan. Teknik serangan
yang digunakan selalu diawali dengan hindaran lalu dilanjutkan serangan
beruntun tangan dan kaki. Beliau tidak saja mahir bermain dengan tangan
kosong, melainkan juga dengan senjata gobang menjadi favoritnya. Permainan
maempo dalam hidupnya sudah menjadi darah daging yang sukar dipisahkan.
Kehebatan dan kemahiran bermain maempo Rd.H.Ibrahim banyak diceriterakan
oleh penduduk tempatan secara ketuktular, salah satu diantaranya:
Konon ketika Rd.H.Ibrahim mengikuti Dalem Prawiradiredja yang lebih dikenal
sebagai Dalem Marhum (wafat 1912) pergi berburu menjangan di Kecamatan
Palumbon, sekarang daerah Kecamatan Mande.
Tiba-tiba dikejutkan oleh kedatangan penduduk, memberitahukan ada seekor
harimau besar di pinggir kali kecil yang sedang meraung.
Dalem Marhum bercanda sembari ngeledek; ucapnya dia bukan pendekar jikalau
belum bisa mengalahkan harimau.
Mendengar ejekan Dalem Marhum, Rd.H.Ibrahim telinganya terasa terbakar,
diambilnya gobang kesayangan "Salam Nunggal" yang gagangnya
terbuat dari gading gajah.
Sembari berteriak aku buktikan ucapnya, beliau melangkah tenang dan meyakinkan
pergi diantar penduduk ke lokasi harimau. Disaksikan banyak mata pertarungan
dengan harimau ditepi kali berjalan dengan seru. Rd.H.Ibrahim mendekati,
harimau merasa terdesak dan menerkam dengan buasnya. Sekali hindar dilanjutkan
babatan gobang, mengenai pelipis harimau jatuh tersungkur mati ditempat.
Beliau mengatakan ini pengalaman pertama dalam hidupnya, perkelaian yang
mempertaruhkan hidup mati. Ucapan selamat sebagai pendekar dari Dalem
Marhum penuh kekaguman, sedangkan masyarakat menceriterakan sebagai kejadian
yang menakjubkan.
Keperkasaan, kesaktian sebagi pendekar Cikalong Rd.H.Ibrahim yang sampai
kini melekat dihati masyarakat pencak silat di Jawa Barat. Keberhasilan
diri menjadi pendekar besar yang tersohor berkat dorongan dan tempaan
dari beberapa pendekar di Batavia.
Guru pertama adalah Rd.Ateng Alimudin (kakak misan) yang memperistri kakak
perempuannya yaitu Nji Rd.Siti Hadijah.
Rd.Ateng Alimudin pendekar besar dari Kampung Baru Djatinegara Di Kampung
Baru Rd.H.Ibrahim berlatih dasar-dasar pencak silat hingga menguasai seluruh
jurus permainan Rd.Ateng Alimudin. Kecuali berlatih pencak silat beliau
diajar berdagang kuda bekas milik kompeni untuk diperjualbelikan di Cianjur.
Dorongan hati untuk menguasai dan mau lebih tahu tentang pencak silat
di sokong oleh kakak misannya.
Rd.Ateng Alimudin membawanya ke Kampung Karet, Tanah Abang dan memperkenalkan
ke Abang Ma'rup. Permintaanya untuk mempelajari pencak silat di kabulkan,
beliau dengan semangat dan tekun mempelajari permaian Abang Ma'rup. Dasar
yang kuat memperpendek masa berguru untuk menguasai jurus-jurus yang diajarkan.
Kecerdasan dan ketangkasan menguasai berbagai jurus pencak silat yang
baru diajarkan sangat menajubkan.(beliau mengangkat sebagai guru kedua)
Menurut keterangan ayahnya Rd.Radjadidiredja, Abang Ma'rup adalah pendekar
tersohor di Batavia karena namanya yang tersohor banyak orang berdatangan
dari udik ingin belajar pencak silat.
Ciri-cirinya berbadan pendek bulat kekar, permainan sangat licin sulit
disentuh lawannya, jurus serangannya sering membuat lawan terpedaya.
Rd.H.Ibrahim yang bekerja sebagai pedagang kuda suatu hari membeli kuda
Europa yang binal di Batavia, kuda yang baru dibeli harus diganti tapal
baru, namun pande kuda tidak ada yang berani memasangnya. Menurut petunjuk
beberapa orang, yang berani hanya Bang Madi di Kampung Gang Tengah.
Kuda binal itu dibawanya, Bang Madi menerima dengan senang hati atas bekerjaan
yang diberikan. Dengan seribu pengalaman Abang Madi dengan tenang membuka
tapal yang sudah usang dan menggantinya dengan yang baru. Ketika hendak
memaku tapal tiba-tiba kuda binal itu menendang, dengan gerakan secepat
kilat tendangan kaki kuda ditangkis lalu patah kaki kuda itu.
Kejadian itu terjadi didepan mata Rd.H.Ibrahim, beliau memandang peristiwa
ini sangat menakjubkan.
Rd.H.Ibrahim memandangi posteur tubuh pendek dan lebar dengan perawakan
muka yang sabar dan selalu merendahkan diri tak nampak sebagai pendekar
pencak silat. Usut ke usut Bang Madi adalah pendekar pencak silat yang
tangguh, atas seizinnya Rd.H.Ibrahim mengangkat Abang Madi sebagai gurunya
yang ketiga.
Tawaran Rd.H.Ibrahim untuk memboyong Abang Madi ke Cikalong diterima,
beliau mempelajari jurus-jurus permainan Abang Madi sampai mahir.
Mengikuti anjuran guru pertama dan ketiga agar Rd.H.Ibrahim menemuhi Abang
Kari, pendekar tersohor yang tinggal di desa Benteng Tangerang.
Pertemuan Rd.H.Ibrahim dengan Abang Kari di Benteng diterima dengan tangan
terbuka, saat itu diungkapkan niatnya untuk berguru pencak silat. Setelah
tahu kedatangan Rd.H.Ibrahim untuk menuntut ilmu, Abang Kari memberi nasehat
dan penjelasan tentang ilmu pencak silat bukan untuk ria, takabur atau
menyakiti dan mencelakakan orang lain.
Pernyataan kesanggupan dan setia mengikuti aturan yang diberikan, Abang
Kari menerima Rd.h.Ibrahim sebagai muridnya.
Diawali melakukan puasa di hari Kemis selama sehari suntuk, yang ditutup
pada malam harinya. .
Bentuk upacara yang dilakukan, sesudah mandi bersih duduk bersila di atas
kain kafan menghadap ke kiblat, satu sama lain saling berjabatan tangan
berjanji. Rd.H.Ibrahim bersumpah setia siap menjalankan perintah dan menghindari
larangan yang diajarkan oleh ajaran agama Islam dan gurunya.
Setelah usai upacara ritual, beliau mendapat pelajaran jurus permainan
Abang Kari. Tepat usia 40 tahun Rd.H.Ibrahim dapat menyelesaikan ajaran
pencak silat Abang Kari, namun yang dirasakan dirinya belum cukup sebagai
pendekar. Keinginnya untuk menuntut ilmu kepada pendekar-pendekar besar
tak pernah kunjung padam. Rasa hormat kepada gurunya tetap menjadi sandaran
hidupnya dan menyatakan Abang Kari yang berpawakan tinggi besar dan dikeningnya
terdapat urat yang besar, memiliki permainan serangan kaki dan tangan
yang keras serta beruntun sebagai gurunya yang ke empat. Usai pengembaran
menuntut ilmu pencak silat di Batavia, beliau kembali ke Cikalong.
Disela-sela waktu luangnya Rd.H. Ibrahim memadukan seluruh permainan yang
dikuasai dan mengajarkan kepandaiannya kepada keluarga terdekat, murid
pertama yaitu Rd. Sirot Pasar Baru Cianjur dan Rd.H. Enoh De Hoofd Pengulu
Cianjur. Pada saat itu ilmu pencak silat di Jawa Barat merupakan ilmu
beladiri yang dirahasiakan dan tidak mudah didapat oleh kalangan masyarakat
awam. Tidak aneh rasanya jika pencak silat Cikalong hanya berkembang dikalangan
keluarga bangsawan di Cikalong.
Murid-murid Rd.H.Ibrahim semakin hari semakin banyak dan mahir memainkannya.
Pencak silat tumbuh terus berkembang bagaikan barang hidup seperti bahasa
selalu mengalami perkembangan dan perubahan sesuai dengan tempat dan waktu
sesuai tuntutan zamannya. Pencak silat yang dipelajari dari keempat gurunya
di Batavia dan Tangerang pada dasarnya tidak mengenal musik pengiring.
Didaerah Cianjur yang terkenal sebagai pusat kebudayaan Sunda, beralkuturasi
dengan kebudayaan setempat.
Bentuk olahan baru pencak silat Cikalong disajikan sebagai ibing penca
yang diiringi musik khusus gendang penca. Ibing penca Cikalong semakin
hari banyak digemari dan terus meningkat peminatnya. Dihari perayaan hitanan
atau pesta tertentu ibing penca diperagakan sebagai tontonan untuk umum.
Semakin banyak penduduk mengenal keindahan gerakan permainan ibing penca
yang berasal dari Cikalong dan penduduk daerah lain memberikan sebutan
" Penca Cikalong". Berkat pengembangan dan perluasan perkebunan
di zaman kolonial Belanda ke Jawa Timur, aliran pencak silat Cikalong
terbawa oleh pekerja perkebunan yang kebayakan berasal dari daerah Jawa
Barat .
Sumber:
- Aliran-aliran pokok Pencak silat Jawa Barat
Dept.P&K Jakarta 1877-1978
- Sadjarah Kaboedajan Pentja
Pengharepan Bandoeng 1938
- Holidin sesepuh Panglipur
Bandung 16 Februari 1994
- Gending Raspuzi pengamat pencak silat
Bandung 12 Februari 1995
- Rd.Adang Djohar sesepuk pencak silat Cikalong
Sukabumi 7 Februari 1994
|